Abstrak: Berdasarkan data RISKESDAS 2013, prevalensi skizofrenia di Kalimantan Selatan yaitu 1,4 per seribu penduduk. Terapi utama skizofrenia menggunakan antipsikotik. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa efek samping utama penggunaan antipsikotik yaitu sindrom ekstrapiramidal dan sindrom metabolik. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan rujukan penggunaan antipsikotik dan berbagai kejadiaan efek samping yang terjadi selama terapi pengobatan antipsikotik pada pasien rawat inap skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum Kalimantan Selatan. Jenis penelitian yaitu non eksperimental observasional dengan pengambilan data secara prospektif. Populasi sampel yaitu seluruh pasien skizofrenia rawat inap yang masuk pada bulan Februari 2016 di RSJ Sambang Lihum yang memenuhi kriteria inklusi. Jumlah subyek penelitian sebanyak 59 pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi kombinasi antipsikotik yaitu terapi yang paling banyak digunakan (90,6%), dengan obat yang paling banyak digunakan yaitu haloperidol-clozapin (26,06%). Efek samping yang terjadi pada 59 pasien yaitu sindrom ekstrapiramidal (98,3%), hipotensi orthostatik (86,4%), efek antikolinergik (76,3%); sedasi (44,1%); mual/muntah (27,1%); diare (27,1%); tak dapat tidur (16,9%); tidak nafsu makan (10,2%); gatal kemerahan (6,8%); anoreksia (5,1%); sering buang air kecil (5,1%); kesadaran menurun (1,7%), sesak nafas dan batuk (1,7%); penurunan nilai Hb (1,7%); kenaikan AST (1,7%); kenaikan ALT (1,7%); Keluar busa di hidung (1,7%).
Kata Kunci: skizofrenia; antipsikotik; rujukan penggunaan obat; efek samping
Penulis: Mawar Dwi Yulianty, Noor Cahaya, Valentina Meta Srikartika
Kode Jurnal: jpfarmasidd170308
Sumber https://fisikamilenial.blogspot.com/Buat lebih berguna, kongsi: